Kompleksitas Karakter dan Konflik dalam Cerita

Seluruh isi artikel ini adalah hasil dari Transkrip dari video youtube diatas!

Kompleksitas Karakter dan Konflik dalam Cerita

Karakter adalah sesuatu yang kompleks.

Saya selalu menantang murid-murid saya, “Tekan mereka sampai ke dinding.”

Karena di situlah drama kehidupan muncul.

Bisakah Anda hidup dengan diri sendiri ketika harus melakukan sesuatu yang biasanya Anda benci, namun situasi memaksa Anda melakukannya?

Konflik bisa terjadi antara seseorang dengan dirinya sendiri, seseorang dengan orang lain, dan seseorang dengan lingkungannya.

Karakter menggerakkan drama, dan suara menggerakkan karakter.

Tetapi, apa yang menggerakkan suara?

Itulah inti dari teknik menulis.

Saat menulis, apa yang Anda lakukan agar tulisan terasa hidup?

Keindahan Bahasa dalam Tulisan Richard Powers

Richard Powers memenangkan Pulitzer Prize untuk novelnya, The Overstory pada tahun 2019.

Saya terpukau saat pertama kali membacanya karena keindahan dan deskripsi tulisannya yang luar biasa.

Kami membahas tiga jenis cerita dalam wawancara ini: manusia melawan manusia, manusia melawan diri sendiri, dan manusia melawan lingkungan.

Richard Powers menjelaskan bagaimana drama, konflik, suara, dan dialog membuat karakter terasa hidup.

Karakter Sebagai Refleksi Diri Penulis

Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu mencoba memahami motivasi tersembunyi orang lain.

Menurut biolog evolusi, otak besar manusia berkembang karena kebutuhan sosial, bukan hanya untuk bertahan hidup.

Kita semua adalah novelis dalam kehidupan nyata, menciptakan cerita tentang hubungan kita dengan orang lain.

Sebagai novelis, saya sangat dekat dengan karakter-karakter yang saya ciptakan, seperti dalam novel terbaru saya, Playground.

Menjadi novelis berarti harus menerima akhir cerita meskipun hati masih bertanya-tanya, “Apakah saya sudah melakukan yang terbaik untuk mereka?”

Karakter sebagai Bentuk Psikoanalisis

Dua karakter utama dalam Playground, Todd Keane dan Rafi, berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang sangat berbeda.

Saya menggunakan kedua karakter ini secara psikoanalitis untuk menyelesaikan konflik batin pribadi saya sendiri.

Interaksi mereka menghasilkan drama alami dari masa muda saya sendiri.

Metode Stanislavski dalam Menulis Karakter

Saya mengajarkan karakterisasi menggunakan pendekatan Stanislavski, yang biasanya digunakan dalam seni peran.

Metode ini membantu menemukan nilai-nilai inti dalam karakter yang dapat diidentifikasi oleh penulis, meski berbeda dunia dengan karakter tersebut.

Misalnya, dalam film Finding Nemo, Marlin adalah ayah yang sangat protektif terhadap anaknya, Nemo, yang ingin mengeksplorasi dunia.

Karakter bisa dilihat seperti lapisan bawang: di luar ada penampilan, lalu di dalamnya ada tingkah laku, lalu semakin dalam ada nilai inti seperti kejujuran atau kesetiaan.

Ketika seorang karakter harus memilih antara dua nilai inti yang saling bertentangan, itulah puncak drama.

Drama Internal dan Sosial

Drama internal terjadi ketika seseorang dipaksa memilih antara dua nilai yang sangat penting baginya.

Misalnya, ketika harus memilih antara jujur kepada teman atau setia kepadanya.

Drama interpersonal muncul ketika dua orang dengan nilai inti berbeda bertemu dalam satu situasi.

Seperti dalam pemilihan umum, seorang dengan nilai kebebasan bertemu seseorang dengan nilai kesetaraan.

Drama ini memaksa pembaca memilih pihak.

Drama Antara Manusia dan Lingkungan

Ada pula drama ketiga, yaitu manusia melawan alam atau lingkungan.

Dalam sastra modern, drama jenis ini sempat hilang karena manusia merasa telah menguasai alam.

Namun, dengan krisis lingkungan sekarang, tema ini kembali populer karena manusia sadar mereka tidak pernah menang melawan alam.

Buku klasik seperti Moby Dick merupakan contoh yang jelas tentang drama manusia melawan alam.

Empati Terhadap Alam dalam

The Overstory

Ketika menulis The Overstory, saya mengembangkan empati mendalam terhadap pohon.

Saya menghabiskan banyak waktu di hutan untuk memahami pohon, bukan hanya sebagai objek, tetapi sebagai makhluk hidup dengan kesadaran tersendiri.

Saya kembali ke imajinasi masa kanak-kanak yang melihat semua makhluk hidup sebagai magis dan penuh kehidupan.

Saya percaya bahwa untuk memahami manusia, kita harus juga memahami dunia non-manusia di sekitar kita.

Kekuatan Bahasa dalam Menyampaikan Emosi

Dalam The Overstory, saya menggabungkan sains dan spiritualitas untuk menyampaikan fakta dengan sentuhan emosi.

Novel memiliki kekuatan untuk mengubah cara seseorang melihat dunia, lebih efektif dibandingkan dengan fakta atau statistik.

Cerita dan bahasa yang emosional lebih mampu menggerakkan hati pembaca dibandingkan argumen rasional semata.

Pentingnya Ritme dan Struktur dalam Kalimat

Menulis tidak hanya soal kata-kata, tapi juga soal ritme, tempo, dan susunan kalimat.

Setiap kalimat bisa memunculkan emosi tertentu jika ditata dengan tepat.

Susunan kalimat dapat mencerminkan situasi mental karakter yang sedang digambarkan.

Saya mengajarkan murid-murid saya untuk memahami kalimat secara mendalam, termasuk posisi subjek dan predikat dalam sebuah kalimat, demi menghasilkan efek emosional yang tepat.

Teknik Menulis Deskripsi

Saat menulis deskripsi, penting untuk tidak terlihat terlalu berusaha keras.

Pada draf pertama, tulislah dengan jelas apa efek yang ingin dicapai, lalu di draf berikutnya sembunyikan usaha tersebut agar terasa alami.

Deskripsi yang baik membantu pembaca membayangkan dan merasakan apa yang sedang terjadi.

Dialog dalam Tulisan

Dialog dalam tulisan bukanlah transkrip nyata percakapan manusia sehari-hari, tetapi versi yang lebih ringkas dan efektif.

Penulis harus mampu membuat dialog yang terasa realistis, namun tetap stylized dan menarik.

Untuk membuat dialog terasa hidup, cobalah mengucapkannya keras-keras untuk mengecek kelancarannya.

Struktur Naratif dalam Cerita

Struktur cerita yang baik terdiri dari empat tahap: pengait (hook), eksposisi, aksi yang meningkat (rising action), klimaks, dan penutup (denouement).

Penulis harus pandai memainkan ketegangan di tiap tahap cerita agar pembaca terus tertarik.

Cerita harus meningkatkan ketegangan hingga mencapai klimaks, lalu melepaskannya secara perlahan di akhir cerita.

Pentingnya Solitude dalam Menulis

Kesendirian atau solitude sangat penting dalam proses menulis untuk menciptakan ruang bagi imajinasi.

Namun, penulis juga perlu kembali ke dunia nyata untuk menguji apakah tulisannya benar-benar efektif.

Proses menulis adalah gerak bolak-balik antara kesendirian dan interaksi dengan dunia luar.

Penulis harus mampu menjaga keseimbangan antara kedua hal tersebut.

Proses Menulis Richard Powers

Awalnya, saya disiplin menulis seribu kata setiap pagi.

Kini, prioritas saya bergeser dari menghasilkan banyak kata menjadi lebih fokus mengalami dan memahami dunia secara langsung.

Tulisan kini lahir secara alami dari pengalaman langsung yang intens di alam.

Itulah cara saya menjaga tulisan tetap hidup dan berkembang seiring dengan diri saya sendiri.

error: Content is protected !!